top of page
JunemanAbraham_Cover.JPG

About me

Juneman Abraham adalah seorang psikolog sosial alumnus program Doktor Ilmu Psikologi dari Universitas Indonesia, dengan karya ilmiah (disertasi) tentang psikologi korupsi[1]. Ia berafiliasi pada Universitas Bina Nusantara (BINUS University), Jurusan Psikologi, Fakultas Humaniora dan menduduki jabatan akademik sebagai Guru Besar atau Professor untuk disiplin psikologi, serta menjabat sebagai Ketua Kompartemen Riset dan Publikasi pada Pengurus Pusat Himpunan Psikologi Indonesia (PP HIMPSI, 2018-2022) kemudian Anggota Kompartemen Pengembangan Pendidikan dan Standar Kompetensi Psikologi (2022-2026)[2].

Pada 2015-2016, ia memperoleh hibah penelitian dari Pemerintah Indonesia (c.q. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI) untuk topik Otentisitas yang Tidak Otentik: Pengaruh Counterfeit Self Terhadap Perilaku Koruptif (Studi Proses Psikologis Perilaku Koruptif[3]. Pada 2017, Harian Bernas pernah meliputnya sebagai seorang tokoh[4] dalam rubrik Bernas Inspirator[5], serta mewawancarainya mengenai proses kejiwaan yang menghasilkan tingkah laku korupsi[6].


Pada 2018, ia menghasilkan Gim Pengambilan Keputusan dalam konteks Corruption Game, yang terdaftar pada 2020 dalam Pencatatan Ciptaan[7] oleh Ditjen Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan HAM. Pada 2019, ia diundang sebagai mitra bestari Jurnal Antikorupsi INTEGRITAS oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pada 2020, ia berbicara dalam sebuah forum ilmiah internasional sebagai pembicara kunci dengan tajuk Psikologi Korupsi: Sejauh Mana Kita Telah Bergerak dalam Riset[8]. Di samping itu, ia juga melakukan sejumlah perbincangan edukatif dengan masyarakat mengenai psikologi korupsi[9]. Tulisan-tulisannya tentang topik ini turut direpublikasi oleh situs web Bung Hatta Anti-Corruption Award (BHACA)[10]. Pada 2021, ia menulis di Koran Tempo mengenai kontroversi Tes Wawasan Kebangsaan di KPK .


Ia juga memberikan Psikoedukasi Antikorupsi kepada Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan RI bertajuk "Integritas versus Korupsi sebagai Perilaku: Tinjauan Psikologi Sosial" dalam rangka Hakordia (Hari Antikorupsi Sedunia) 2021[11]. Pada 2022, ia memeringati HAKORDIA (Hari Antikorupsi Sedunia) dengan menulis 'Fake behavior strikes a chord with the corrupt'[12].

Meskipun keahlian spesialisnya adalah psikologi korupsi dan integritas, ia juga merupakan seorang generalis. Ia menaruh minat serta aktif melakukan ragam penelitian berkaitan dengan psikoinformatika, psikologi kebijakan publik, dan tema-tema psikologi sosial[13] pada umumnya.

Sebagai seorang advokat Sains Terbuka di Indonesia, ia menjadi pembicara tamu untuk Global Minds 2019 di KU Leuven dengan topik Penerbitan Akses Terbuka di Indonesia serta memberikan pandangan sesuai bidang keahliannya tentang apakah kebijakan riset dan publikasi di Indonesia berpihak pada keterbukaan pengetahuan. Ia menulis bersama teman-temannya untuk menyerukan Demokratisasikan Pengetahuan[14], Bebaskan Pengetahuan[15] (sebuah kolaborasi penerjemahan), Bebaskanlah Mereka[16], serta Waspadai Sains Terbuka Palsu[17]


Aktivitas akademiknya sebagai penelaah berbagai artikel ilmiah pada tingkat nasional dan internasional memperoleh rekognisi dari Publons (bagian dari Web of Science) sebagai penerima dua buah Awards, yakni Top Reviewers in Multidisciplinary (2017) dan Top Reviewers in Cross-Field (2018).


Referensi

  1. ^ admin (2018-02-14). "Efek Diri yang Palsu Pengaruhi Tingkah Laku Korupsi". Universitas Indonesia. Diakses tanggal 2021-08-23.

  2. ^ "Dr. Juneman Abraham, S.Psi., M.Si. | HIMPSI". Himpunan Psikologi Indonesia (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-09-12.

  3. ^ "Juneman Abraham – Indonesian Social PsychologistPsikologi Korupsi: Hibah Penelitian Ristek Dikti (2015-2016) - Juneman Abraham - Indonesian Social Psychologist" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-08-26.

  4. ^ "Bernas.id | Juneman Abraham Beranilah Menjemput Krisis Dalam Hidup Karena Akan Membesarkan". bernas.id. Diakses tanggal 2021-08-23.

  5. ^ "Publications". Juneman Abraham ~ psikolog sosial (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-08-24.

  6. ^ "Bernas.id | Korupsi Dipandang Dari Sisi Psikologi Sosial". www.bernas.id. Diakses tanggal 2021-08-23.

  7. ^ "Psikologi Korupsi". Juneman Abraham ~ psikolog sosial (dalam bahasa Inggris). 2016-08-30. Diakses tanggal 2021-08-24.

  8. ^ "Programme (Finalised): AIVCE-BS-1, 2020ShahAlam" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-08-23.

  9. ^ "Juneman Abraham – Indonesian Social PsychologistPsikologi Korupsi: Bagaimana Membincangkannya? - Juneman Abraham - Indonesian Social Psychologist" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-08-24.

  10. ^ "Corruption: Its Representations and Psychology in Indonesia". Bung Hatta Anti-Corruption Award (dalam bahasa Inggris). 2020-04-15. Diakses tanggal 2021-08-24.

  11. ^ [LIVE] - Psikoedukasi “Integritas versus Korupsi sebagai Perilaku: Tinjauan Psikologi Sosial”, diakses tanggal 2021-12-04

  12. ^ Post, The Jakarta. "Fake behavior strikes a chord with the corrupt". The Jakarta Post (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-02-09.

  13. ^ "Juneman Abraham". scholar.google.com. Diakses tanggal 2021-08-23.

  14. ^ Abraham, Juneman (2021-08-26). "Demokratisasikan Pengetahuan (The Jakarta Post, 27 Februari 2019)". Medium (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-08-26.

  15. ^ Tennant, Jonathan; Afrilya; Irawan, Dasapta Erwin; Abraham, Juneman; Zein, Rizqy Amelia; Hamonangan, Surya Darma (2018-12-11). "Demokratisasi Pengetahuan #BebaskanPengetahuan" (dalam bahasa Inggris).

  16. ^ Irawan, Dasapta Erwin; Abraham, Juneman (2021-03-30). "Set Them Free". Commonplace (dalam bahasa Inggris). doi:10.21428/6ffd8432.5ee70f55.

  17. ^ Abraham, Juneman (2021-04-15). "Mengenang Sahabat Sains Terbuka dan Merawat Gagasannya". Medium (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-08-26.

About: About
bottom of page